Selasa, 16 April 2013

Membuat Bibit PDA

Membuat Bibit Kultur Jaringan

Membuat Media PDA   ( F0 )
Persiapan material yang dibutuhkan :
a) Kentang : 200 gram
b) Dextrose/dekstrosa : 20 gram
c) Agar powder : 20 gram
d) Air : 1 liter
e) Kapas secukupnya



catatan :
Untuk menjaga kualitas culture jaringan yang dihasilkan periksa dengan teliti : Kentang harus dalam eadaan sangat baik, secara visual harus tidak ada pembusukan, noda, bintik, dan sebagainya. Singkatnya, kentang harus dalam keadaan mulus. Belilah dekstrosa & agar yang memiliki kualitas baik.
  1. Cucilah dan potong kentang pada ukuran kurang lebih 1 cm3 dalam bentuk kotak- kotak & jangan lupa untuk mengupas kulitnya
  2. Pilihlah botol yang berbentuk kecil dan pipih ( seperti botol kecil whiskey / botol madu) / botol bekas vitamin C atau botol bekas saos, bisa juga dengan tabung reaksi, kemudian cucilah sampai bersih, jika perlu sterilkan dulu dengan merebusnya ke dalam air mendidih seperti saat kita mendidihkan botol susu untuk bayi.
  3. Cucilah kentang dalam 1 liter air. Lalu rebus dalam air mendidih selama 15 - 20 menit.
  4. Pindahkan kentang dan biarkan / ambil air hasil didihan tadi sebersih mungkin. Lalu tambahkan air pada air didihan tadi sehingga menjadi 1 (satu) litercairan (liquid) PDA.
  5. Bawalah air tadi ke kompor/tungku, lalu tambahkan dekstrosa atau bila tidak ada dextrose bias diganti dengan gulaputih diikuti dengan Aduklah secara perlahan dengan kecepatan biasa hingga larut seluruhnya dengan sempurna.
  6. Tuangkan cairan PDA pada botol hingga mencapai ketinggian 5 - 10 mm.
  7. Tutuplah botol tersebut dengan menggunakan kapas kemudian dilapisi plastik tahan panas Selanjutnya adalah langkah sterilisasi menggunakan autoclave. Jika tidak ada, dapat juga menggunakan kompor presto bertekanan. Taruhlah botol tadi pada autoclave hingga suhu mencapai 121oC selama 20 - 30 menit untuk meyakinkan betul dicapai tingkat sterilisasi yg sempurna. Lalu biarkan mendingin hingga di kisaran suhu 37oC.
  8. Untuk menambah/memperbanyak area dari media, letakkan botol tersebut pada posisi miring. PDA sebaiknya pada posisi hampir mencapai leher botol, TETAPI JANGAN SAMPAI menyentuh tutup kapas pada tutup botol.
  9. Periksa dan periksa kembali terhadap kontaminasi (PENTING!!). Kontaminasi tersebut dapat dilihat dan diamati dengan timbulnya bintik/titik gelap atau juga timbulnya potongan gelap.
 

         


MEMILIH DAN MEMBUAT  KULTUR JARINGAN
  Persiapan Material Yang Dibutuhkan :
    a) Pinset / gagang penyekat
    b) Lampu spirtus / bunsen
    c) Alkohol 70%
    d) Kapas
    e) Pemantik api atau api bunsen bahan bakar spiritus
    f) Botol-botol dengan PDA
    g) Kotak pembibitan


Pilihlah jamur yang kuat/baik untuk kultur jaringan dengan cirri-ciri sebagai berikut :
  • Sehat
  • Jamur sebaiknya tidak terlalu tua dan ukurannya merupakan ukuran tanggung tudung jamur masih belum terlalu membesar (bukan yang sudah membesar tudungnya) Tidak terlalu lembab/basah (sebaiknya antara 2-3 jam setelah perawatan dengan menyiram)
  • Memiliki batang, tangkai yang kaku, kuat.
  • Sebaiknya jamur yang akan dijadikan bibit merupakan jamur tunggal (satu tangkai saja) dan bukan jamur yang memiliki banyak tangkai.
  • PASTIKAN dengan baik jamur tersebut bersih dan jauh dari segala macam kontaminasi jamur lainnya
  1. Bersihkan ruangan dan seluruh alat ygdibutuhkan baik di dalam maupun di luar ruangan/bilik khusus dengan menggunakan alcohol. Pindahkan botol -botol PDA dan seluruh alat yang dibutuhkan pada bilik/kamar.
  2. Letakkan material-material yang telah dibersihkan tadi pada bilik, lalu tutup sekatannya. Semprot seluruh ruangn dengan olkohol kemudian tutup untuk beberapa saat sebelum kegiatan dilakukan
  3. Bersihkan kedua tangan dan botol-botol dengan menggunakan alcohol dan masukkan tangan kedalam cabinet.
  4. Pegang jarum dengan menggunakan dua jari pada posisi kira-kira sudut 45o, nyalakan api pada jarum untuk membasmi kuman -kuman sampai jarum tersebut berwarna kemerahan. pastikan jarum ini tidak menyentuh permukaan setelah pembakaran.
  5. Setelah jarum tersebut mengalami pendinginan (15-20 detik - peganglah jarum tersebut dan jangan menyentuh apapun atau letakkan pada bagian yang bersih pada gelas.
  6. Gunakan tangan/jari-jari, sobek jamur kearah menurut panjangnya
  7. Dengan menggunakan jarum, potonglah bagian kecil ( kira kira 2mm x 2mm) daging jaringan dari dalam jamur (letaknya kira-kira pada bagian tengah antara kepala dan tangkai /batang). Pastikan semua dalam keadaan bersih dan tidak menyentuh bagian luar dari jamur tersebut.
  8. Nyalakan api (bakar) pada bagian mulut botol. Gunakan tangan / jari-jari, lepaslah kapas penutup pada botol PDA di depan bakaran api untuk menjamin keamanan terhadap kontaminasi.
  9. Masukkan jarum ke dalam botol dan inokulasikan (suntikkan) dengan meletakkan bagian kecil dari potongan jamur tadi pada tengah-tengah permukaan PDA. PENTING: PASTIKAN bagian kecil dari jamur tadi tidak menyentuh apapun sebelum dimasukkan ke dalam botol PDA.
  10. Tutup botol dengan segera di dekat nyala api dengan menggunakan tutup kapas tadi.


Catatan: Bagian bawah/dasar dari botol harus selalu pada posisi lebih rendah dari bagian mulut botol dan bagian mulut botol harus selalu pada posisi dekat dengan nyala api. Berilah label pada botol yang menunjukkan Tanggal, Tipe Jamur, dan biakan induk. Label ini PENTING sebagai pencatatan dan penandaan tipe jamur dan biakan kultur.

           MEMBUAT KULTUR JARINGAN DARI PDA KE PDA
Membuat kultur jaringan menggunakan biakan langsung dari jamur agak rumit dan sulit.lni dikarenakan kita mengambil langsung dari alam sehingga tingkat resiko terhadap kontaminasi sangatlah tinggi. Dikarenakan hal inilah sangat disarankan untuk membuat kulturjaringan hanya di beberapa botol PDA saja. Kemudian, be berapa botol PDA dapat dipersiapkan dari MISELIUM MURNI antar PDA itu sendiri.

Langkahnya adalah sebagai berikut :
Langkah 1 - 8 menggunakan langkah yang sama persis dengan langkah kultur jaringan seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Langkah selanjutnya adalah :
  • Dengan menggunakan jarum, potonglah bagian kecil (kira-kira 5mm x 5mm) dari miselium pada PDA, pastikan pula PDA tersebut tidak terkontaminasi. Nyalakan api di sekitar mulut dari botol PDA. Gunakan jari-jari tangan yang lain untuk melepas kapas penutup pada botol PDA di depan api untuk menjamin tidak terjadinya kontaminasi
  • Masukkan jarum ke dalam botol PDA dan suntikkan (inokulasikan) dengan meletakkan bagian kecil dari miselium PDA tadi pada tengah-tengah permukaan PDA. Pastikan miselium dari PDA tersebut tidak menyentuh apapun sebelum dimasukkan ke dlm botolPDA.
  • Tutup botol PDA dengan segera didekat nyala api dengan menggunakan tutup kapas tadi. Catatan : Bagian bawah dari botol harus selalu terletak di lebih bawah dari pada mulut botol dan mulut botol harus selalu berada di dekat nyala api.. ok. SELALU.
  • Berikan label pada botol PDA untuk menunjukkan Tanggal, tipe jamur, dan biakan indukan jamur. Sekali lagi, label pada botol ini SANGAT PENTING. Hal ini untuk mengamati semua perkembangan pada biakan kultur. Selain itu agar bibit indukan dari jenis jamur yang akan dibudidayakan tidak tertukar.
  • Pada kultur jaringan yang dibiakkan antar PDA (dari PDA ke PDA), waktu inkubasi yg dibutuhkan untuk menumbuhkan miselium hingga penuh antara10sampai15 hari. Waktu penumbuhan miselium ini tergantung dari jenis spesies jamur yang dibiakkan.
  • Kondisikan botol-botol PDA yang telah ditumbuhi miselium tersebut pada rak-rak yang bersih. Ini sangat penting mengingat PDA sangat sensitif terhadap kontaminasi.
  • Setelah miselum memenuhi seluruh permukaan media dari PDA tersebut, simpanlah miselium yang telah matang ini pada tempat yang dingin atau pada lemari pendingin (kulkas) pada bagian tempat biasanya menaruh sayuran.
Catatan
  • Periksa dengan teliti dan periksa lagi terhadap kontaminasi. Pisahkan botol-botol PDA yang terkontaminasi lalu pindahkan untuk kemudian dibersihkan
  • Catatlah selalu dengan detail dan amati semuanya. Ini sangatlah penting, karena semua biakan akan sukses dengan pengamatan dan penelitian yang detail.
  • Yang paling utamadalam pembiakan ini adalah sterilisasi dan kebersihan, karena sensitivitas kultur jaringan sangatlah tinggi terhadap kontaminasi

Rabu, 10 April 2013

Penyebutan istilah bibit jamur tiram

Setelah kami membaca berbagai literatur tentang penyebutan istilah bibit Janur Tiram, maka dapat disimpulkan beberapa versi penyebutan istilah bibit Jamur Tiram sebagai berikut :  

  1.  Indukan (P) – PDA/Turunan pertama (F1) – Turunan kedua (F2) – Turunan ketiga (F3) 
  2.  Indukan (P) – PDA/Turunan pertama (F0) – Turunan kedua (F1) – Turunan ketiga (F2)
Jadi perbedaanya hanya pada penyebutam angka turunan dari indukan jamur tiram yang dipakai sebagai indukan bibit Jamur Tiram saja,  ada yang menyebut F1 sama dengan F0, F2 sama dengan F1, F2 sama dengan F3, namun pada umumnya bibit ini berhenti pada turunan F2 atau F3 setelah itu kemudian ditanamlan pada media baglog Jamur Tiram, meskipun ada juga bibit itu dikembangkan lagi menjadi F4, F5, F6 dst, (namun para ahli perjamuran banyak yang tidak merekomendasikan berkaitan dengan kualitas jamur tiran yang dihasilkan nantinya )  
Untuk itu perlu disampaikan juga bahwa Huruf “F” dalam dunia genetika disebut dengan Filial. Filial adalah hasil turunan dari persilangan/perkawinan indukan “P” yang berbeda jenis. Hasil turunan ini nantinya disebut dengan F1, F2, F3 dan seterusnya. Sedangkan Fenotip merupakan sifat gen yang dihasilkan dari persilangan tersebut yang sifatnya dapat dilihat  dengan mata telanjang. Walaupun pada umumnya pembuatan bibit jamur tiram hanya sekedar ‘turunan’ tanpa persilangan, namun tetap saja kita bisa katakan bahwa hasil pembuatan bibit jamur tiram kita sebut sebagai F1, F2, F3, dst. Hal ini sebenarnya peyederhanaan hanya untuk mempermudah identifikasi hasil saja.

Senin, 25 Februari 2013

Ayo Mengenal Budidaya Jamur Tiram

Sejarah Budidaya Jamur

Awalnya pemenuhan kebutuhan manusia terhadap jamur konsumsi hanya mengandalkan kemurahan alam. Dengan cara seperti itu, jumlah jamur yang didapat sangat terbatas dan hanya pada musim-musim tertentu bisa diperoleh. Di Indonesia jamur hanya tumbuh secara alami pada musim hujan. Insiatif untuk membudidayakan jamur komsumsi dilakukkan saat kebutuhan terus meningkat, sedangkan persedian di alam semakin terbatas. Berkat pengamatan dan ketelitian mempelajari cara hidupnya jamur, maka manusia berhasil membudidayakan jamur konsumsi untuk memenuhi kebutuhan yang terus meningkat setiap saat. Di Indonesia budidaya jamur konsumsi terutama champignon, baru dimulai pada tahun 1969 oleh sebuah perusahaan swasta nasional yang bergerak dibidang agrobisnis. Setelah jamur champignon, kemudian berturut turut dibudidayakan jamur merang, jamur kuping, jamur tiram dan jamur shiitake. Khusus jamur merang banyak petani yang membudidayakan secara tradiosional sekadar untuk memenuhi kebutuhan makan sehari - hari.
Lama kelamaan, kegiatan pembudidayaan jamur konsumsi menciptakan sebuah pekerjaan baru dibidang pertanian yang selama ini belum dikenal masyarakat petani baru di Indonesia . Membudidayakan jamur konsumsi, khususnya jamur kuping, tiram dan merang, mendatangkan keuntungan yang sangat menggiurkan baik dilakukkan dalam skala kecil maupun skala besar. Hal ini tdk terlepas dari tingginya permintaan dan nilai jual ketiga jamur tersebut. Selain itu budidaya jamur tiram, kuping dan merang memiliki beberapa keuntungan komparatif dibandingkan budidaya tanaman sayur. Keuntungan yang akan didapat dari : penjual bibit jamur, penjualan media tanam, harga tanah atau lokasi dan luas lahan untuk pembudidayaan menjadi naik (nilai jual tanah), bahan dasar - bahan pokok termasuk alat-alat kerja.

BUDIDAYA JAMUR
Sebagian besar wilayah di Indonesia sangat bagus untuk budidaya jamur, karena alam Indonesia yang hangat dan lembab, dan jamur akan tumbuh bila dikondisikan sesuai dengan persyaratannya. Budidaya jamur dapat dilakukkan dengan mudah dan murah karena kandungan komponennya banyak menggunakan limbah, misalkan serbuk kayu dari bekas gergaji dan dedak. Dua komponen tersebut sebagian besar wilayah Indonesia selalu ada dan berlimpah. Budidaya jamur dapat dipakai menjadi peluang usaha atau peluang bisnis yang menjanjikan karena kebutuhan pasar dan hasil produksi masih jauh. Peluang bisnis atau peluang usaha yang akan didapat dari usaha budidaya jamur misalnya : dari hasil penjualan bibit jamur, media tanam atau baglog, jamur segar dan olahan makanan kering atau basah dengan bahan dasar jamur. Peluang usaha atau peluang bisnis lainnya adalah penjualan bahan-bahan pokok, pengadaan alat-alat kerja, jasa konstruksi pembuatan rumah jamur, pelatihan dan pengadaan tanah atau lokasi untuk didirikan usaha budidaya jamur.

MENGENAL JAMUR.
Jamur merupakan tanaman yang tidak memiliki klorofil sehingga tdk bisa melakukkan proses fotosintesis untuk menghasilkan makanan sendiri. Jamur hidup dengan cara mengambil zat - zat makanan, seperti : selulosa, glukosa, lignin, protein, dan senyawa pati dari organisme lain. Oleh karena itu jamur digolongkan sebagai tanaman heterotrofik yaitu tanaman yang kehidupannya tergantung pada organisme lain. Diseluruh dunia ada ribuan spesies jamur yang tersebar dari wilayah subtropis yang cenderung dingin sampai kawasan tropis yang hangat. Dari ribuan jenis jamur tersebut ada jamur yang merugikan dan ada juga jamur yang menguntungkan bagi kehidupan manusia.Yang tergolong dengan jamur yang merugikan adalah berbagai jenis jamur penyebab penyakit pada manusia dan pada tanaman, misalkan menyebabkan keracunan bila dikonsumsi, menjadi sumber penyakit kulit, bila pada tumbuhan menyebabkan kelapukan pada batang kayu. Jamur yang menguntungkan adalah jenis jamur yang memberikan manfaat pada kehidupan manusia, misalkan : untuk menghancurkan sampah oganik, menghasilkan antibiotik untuk obat, membantu proses pembuatan tempe, oncom dan alkohol. Termasuk jenis jamur yang menguntungkan adalah jamur yang dapat dikonsumsi oleh manusia tetapi tdk akan menimbulkan efek racun, antara lain : jamur merang, jamur shiitake, jamur kuping, jamur tiram dan jamur champignon.





NILAI GIZI JAMUR.
Walaupun rasanya hampir menyamai kelezatan daging, kandungan lemak jamur lebih rendah sehingga lebih sehat untuk dikonsumsi. Jamur mengubah selulosa menjadi polisakrida yang bebas kolesterol sehingga orang yang mengkonsumsinya terhindar dari resiko terkena serangan stroke. Selain itu kandungan protein jamur lebih tinggi dibandingkan dengan bahan makanan lain juga yang berasal dari tanaman / tumbuhan. Gizi yang terkandung dalam jamur antara lain karbohidrat berbagai mineral seperti kalsium, kalium, fosfor dan besi, serta vitamin B, B1, dan C.

JENIS-JENIS JAMUR KONSUMSI.
Hanya beberapa jenis jamur saya yang dapat dikonsumsi dari ribuan jenis jamur yaitu : jamur kuping, jamur tiram, jamur merang, jamur shiitake dan jamur champignon. Jamur merang, jamur kuping dan jamur tiram yang dapat dibudidayakan di sebagian besar alam atau wilayah Indonesia yang bersuhu hangat. Sedangkan jamur champignon dan jamur shiitake hanya dapat dibudidayakan di tempat - tempar tertentu yaitu dataran tinggi yang bersuhu dingin.

BUDIDAYA JAMUR BAGI PEMULA
Memulai usaha budidaya jamur bagi pemula sangat penting untuk mendapatkan tuntunan, agar terbayang tahap-tahapan kerja, disamping itu permodalan menjadi terukur dan hasil kerja maksimal.
Tahapan awal adalah :
  1. Pelajari teori tentang budidaya jamur.
  2. Bertanya atau diskusi dg petani-petani yang handal / yang sdh paham dengan usaha budidaya jamur.
  3. Siapkan lokasi yg akan dijadikan usaha budidaya jamur, khususnya untuk mendirikan rumah jamur /     kumbung. Dirikan rumah jamur dari bahan yang paling mudah didapat dan murah.
  4. Mulailah dari kapasitas terkecil / minimum. misalkan dari jumlah 2.500 log.
  5. Buat catatan dari semua kegiatan yang sedang berlangsung tujuannya adalah sebagai bahan evaluasi   kedepan. Amati cara hidup jamur.
  6. Cari informasi dan buat jaringan mulai dari pengadaan bahan dasar sampai  penjualan hasil panen
  7. Buat rencana kerja dan target kerja.
  8. Buat perhitungan anggaran pelaksanaan.
  9. Untuk operasional usahakan dikerjakan sendiri dengan alasan kapasitas masih kecil dan  sekali belajar karakteristik jamur.

Untuk memulai membuka usaha budidaya jamur ada dua macam yang dapat ditempuh :
  1. Memulai dari belajar merawat media tanam atau baglog, artinya PETANI PEMULA hanya menyiapkan rumah jamur / kumbung berikut alat kerja untuk merawat atau memelihara baglog / media tanam. Untuk baglog / media tanam membeli pada petani yg memproduksi baglog / media tanam, dimana baglog tsb sdh teruji kwalitasnya (misalkan : hasil panennya bagus).
  2. Memulai dari belajar membuat media tanam / baglog, artinya mempersiapkan ALAT-ALAT KERJA, TEMPATKAN KERJA, BAHAN-BAHAN, dan TENAGA KERJA. Karena pekerjaan ini dimulai dari beberapa tahapan (misalkan : dari pengadaan bahan, mencampur, pewadahan, sterilisasi, inokulasi, inkubasi dan pertumbuhan jamur.
Yang kami jelaskan dibawah ini adalah untuk point (1).
Contoh perhitungan anggaran / biaya / modal kerja :
  1. Tanah dianggap milik sendiri.
  2. Modal terbagi 2 yaitu :
  3. Modal untuk investasi, misalkan biaya untuk mendirikan kumbung & pembelian alat-alat kerja bantu.
  4. Modal, misalkan biaya untuk pembelian/pengadaan media tanam, upah kerja dll kapasitas 2.500 log.
  5. Luas kumbung 15,60 m2 @ Rp 225.000,- = Rp 3.510.000,-
  6. Pembelian alat kerja bantu = Rp 400.000,-
  7. Pengadaan media tanam = 2.500 log @ Rp 2.500,- = Rp 6.250.000,-
  8. Total modal awal kerja = Rp 10.160.000,-
  9. Hasil panen jamur adalah 90 % x 2.500 log x 0,60 kg x Rp 10.000,- = Rp 13.500.000,-   (perhitungan selama kurang lebih 4 bulan).
  10. Keuntungan yang didapat adalah Rp 13.500.000,- - Rp 6.250.000 - Rp 450.000,- = Rp 6.800.000,-
  11. Jadi keuntungan per bulan = Rp 1.700.000,-

Catatan penting !!!!!
Periode tumbuh jamur bila habis dipanen berjarak sekitar 20 hari, oleh karena itu panen jamur akan terjadi setiap hari, bila kapasitas 10.000 log rata-rata per hari akan menghasilkan jamur sekitar 60 kg.
Satu Media tanam dalam kurun waktu satu periode akan menghasilkan jamur (jumlah akumulatif) antara 0,40 kg - 0,60 kg.
Harga jamur di pasar berkisar Rp 8.000,- s/d Rp 10.000,- per kg.
Harga jamur sampai ditangan konsumen berkisar Rp 10.000,- s/d Rp 14.000,- per kg.

Yang harus diperhatikan didalam merawat media tanam adalah :
- Kebersihan didalam kumbung.
- Sirkulasi udara, tingkat kelembaban dan suhu ruangan diatur sedemikian rupa.
- Cara memetik jamur dan membersihan bekas petikan.
- Cara menyiram pergunakan uap dari spray.

Untuk menaikan keuntungan didlm usaha budidaya jamur selain dari menjual jamur segar :
- Mulai belajar membuat media tanam sendiri (untuk kepentingan / kebutuhan sendiri dan untuk dijual).
- Mulai belajar membuat olahan panganan dg bahan dasar jamur