Pembibitan

Menyebut Istilah Bibit Jamur Tiram 

Setelah kami membaca berbagai literatur tentang penyebutan istilah bibit Janur Tiram, maka dapat disimpulkan beberapa versi penyebutan istilah bibit Jamur Tiram sebagai berikut :  

  1.  Indukan (P) – PDA/Turunan pertama (F1) – Turunan kedua (F2) – Turunan ketiga (F3) 
  2.  Indukan (P) – PDA/Turunan pertama (F0) – Turunan kedua (F1) – Turunan ketiga (F2)
Jadi perbedaanya hanya pada penyebutam angka turunan dari indukan jamur tiram yang dipakai sebagai indukan bibit Jamur Tiram saja,  ada yang menyebut F1 sama dengan F0, F2 sama dengan F1, F2 sama dengan F3, namun pada umumnya bibit ini berhenti pada turunan F2 atau F3 setelah itu kemudian ditanamlan pada media baglog Jamur Tiram, meskipun ada juga bibit itu dikembangkan lagi menjadi F4, F5, F6 dst, (namun para ahli perjamuran banyak yang tidak merekomendasikan berkaitan dengan kualitas jamur tiran yang dihasilkan nantinya )  
Untuk itu perlu disampaikan juga bahwa Huruf “F” dalam dunia genetika disebut dengan Filial. Filial adalah hasil turunan dari persilangan/perkawinan indukan “P” yang berbeda jenis. Hasil turunan ini nantinya disebut dengan F1, F2, F3 dan seterusnya. Sedangkan Fenotip merupakan sifat gen yang dihasilkan dari persilangan tersebut yang sifatnya dapat dilihat  dengan mata telanjang. Walaupun pada umumnya pembuatan bibit jamur tiram hanya sekedar ‘turunan’ tanpa persilangan, namun tetap saja kita bisa katakan bahwa hasil pembuatan bibit jamur tiram kita sebut sebagai F1, F2, F3, dst. Hal ini sebenarnya peyederhanaan hanya untuk mempermudah identifikasi hasil saja.


Membuat Bibit Kultur Jaringan

Membuat Media PDA   ( F0 )
Persiapan material yang dibutuhkan :
a) Kentang : 200 gram
b) Dextrose/dekstrosa : 20 gram
c) Agar powder : 20 gram
d) Air : 1 liter
e) Kapas secukupnya



catatan :
Untuk menjaga kualitas culture jaringan yang dihasilkan periksa dengan teliti : Kentang harus dalam eadaan sangat baik, secara visual harus tidak ada pembusukan, noda, bintik, dan sebagainya. Singkatnya, kentang harus dalam keadaan mulus. Belilah dekstrosa & agar yang memiliki kualitas baik.
  1. Cucilah dan potong kentang pada ukuran kurang lebih 1 cm3 dalam bentuk kotak- kotak & jangan lupa untuk mengupas kulitnya
  2. Pilihlah botol yang berbentuk kecil dan pipih ( seperti botol kecil whiskey / botol madu) / botol bekas vitamin C atau botol bekas saos, bisa juga dengan tabung reaksi, kemudian cucilah sampai bersih, jika perlu sterilkan dulu dengan merebusnya ke dalam air mendidih seperti saat kita mendidihkan botol susu untuk bayi.
  3. Cucilah kentang dalam 1 liter air. Lalu rebus dalam air mendidih selama 15 - 20 menit.
  4. Pindahkan kentang dan biarkan / ambil air hasil didihan tadi sebersih mungkin. Lalu tambahkan air pada air didihan tadi sehingga menjadi 1 (satu) litercairan (liquid) PDA.
  5. Bawalah air tadi ke kompor/tungku, lalu tambahkan dekstrosa atau bila tidak ada dextrose bias diganti dengan gulaputih diikuti dengan Aduklah secara perlahan dengan kecepatan biasa hingga larut seluruhnya dengan sempurna.
  6. Tuangkan cairan PDA pada botol hingga mencapai ketinggian 5 - 10 mm.
  7. Tutuplah botol tersebut dengan menggunakan kapas kemudian dilapisi plastik tahan panas Selanjutnya adalah langkah sterilisasi menggunakan autoclave. Jika tidak ada, dapat juga menggunakan kompor presto bertekanan. Taruhlah botol tadi pada autoclave hingga suhu mencapai 121oC selama 20 - 30 menit untuk meyakinkan betul dicapai tingkat sterilisasi yg sempurna. Lalu biarkan mendingin hingga di kisaran suhu 37oC.
  8. Untuk menambah/memperbanyak area dari media, letakkan botol tersebut pada posisi miring. PDA sebaiknya pada posisi hampir mencapai leher botol, TETAPI JANGAN SAMPAI menyentuh tutup kapas pada tutup botol.
  9. Periksa dan periksa kembali terhadap kontaminasi (PENTING!!). Kontaminasi tersebut dapat dilihat dan diamati dengan timbulnya bintik/titik gelap atau juga timbulnya potongan gelap.
 

         


MEMILIH DAN MEMBUAT  KULTUR JARINGAN
  Persiapan Material Yang Dibutuhkan :
    a) Pinset / gagang penyekat
    b) Lampu spirtus / bunsen
    c) Alkohol 70%
    d) Kapas
    e) Pemantik api atau api bunsen bahan bakar spiritus
    f) Botol-botol dengan PDA
    g) Kotak pembibitan


Pilihlah jamur yang kuat/baik untuk kultur jaringan dengan cirri-ciri sebagai berikut :
  • Sehat
  • Jamur sebaiknya tidak terlalu tua dan ukurannya merupakan ukuran tanggung tudung jamur masih belum terlalu membesar (bukan yang sudah membesar tudungnya) Tidak terlalu lembab/basah (sebaiknya antara 2-3 jam setelah perawatan dengan menyiram)
  • Memiliki batang, tangkai yang kaku, kuat.
  • Sebaiknya jamur yang akan dijadikan bibit merupakan jamur tunggal (satu tangkai saja) dan bukan jamur yang memiliki banyak tangkai.
  • PASTIKAN dengan baik jamur tersebut bersih dan jauh dari segala macam kontaminasi jamur lainnya
  1. Bersihkan ruangan dan seluruh alat ygdibutuhkan baik di dalam maupun di luar ruangan/bilik khusus dengan menggunakan alcohol. Pindahkan botol -botol PDA dan seluruh alat yang dibutuhkan pada bilik/kamar.
  2. Letakkan material-material yang telah dibersihkan tadi pada bilik, lalu tutup sekatannya. Semprot seluruh ruangn dengan olkohol kemudian tutup untuk beberapa saat sebelum kegiatan dilakukan
  3. Bersihkan kedua tangan dan botol-botol dengan menggunakan alcohol dan masukkan tangan kedalam cabinet.
  4. Pegang jarum dengan menggunakan dua jari pada posisi kira-kira sudut 45o, nyalakan api pada jarum untuk membasmi kuman -kuman sampai jarum tersebut berwarna kemerahan. pastikan jarum ini tidak menyentuh permukaan setelah pembakaran.
  5. Setelah jarum tersebut mengalami pendinginan (15-20 detik - peganglah jarum tersebut dan jangan menyentuh apapun atau letakkan pada bagian yang bersih pada gelas.
  6. Gunakan tangan/jari-jari, sobek jamur kearah menurut panjangnya
  7. Dengan menggunakan jarum, potonglah bagian kecil ( kira kira 2mm x 2mm) daging jaringan dari dalam jamur (letaknya kira-kira pada bagian tengah antara kepala dan tangkai /batang). Pastikan semua dalam keadaan bersih dan tidak menyentuh bagian luar dari jamur tersebut.
  8. Nyalakan api (bakar) pada bagian mulut botol. Gunakan tangan / jari-jari, lepaslah kapas penutup pada botol PDA di depan bakaran api untuk menjamin keamanan terhadap kontaminasi.
  9. Masukkan jarum ke dalam botol dan inokulasikan (suntikkan) dengan meletakkan bagian kecil dari potongan jamur tadi pada tengah-tengah permukaan PDA. PENTING: PASTIKAN bagian kecil dari jamur tadi tidak menyentuh apapun sebelum dimasukkan ke dalam botol PDA.
  10. Tutup botol dengan segera di dekat nyala api dengan menggunakan tutup kapas tadi.


Catatan: Bagian bawah/dasar dari botol harus selalu pada posisi lebih rendah dari bagian mulut botol dan bagian mulut botol harus selalu pada posisi dekat dengan nyala api. Berilah label pada botol yang menunjukkan Tanggal, Tipe Jamur, dan biakan induk. Label ini PENTING sebagai pencatatan dan penandaan tipe jamur dan biakan kultur.

           MEMBUAT KULTUR JARINGAN DARI PDA KE PDA
Membuat kultur jaringan menggunakan biakan langsung dari jamur agak rumit dan sulit.lni dikarenakan kita mengambil langsung dari alam sehingga tingkat resiko terhadap kontaminasi sangatlah tinggi. Dikarenakan hal inilah sangat disarankan untuk membuat kulturjaringan hanya di beberapa botol PDA saja. Kemudian, be berapa botol PDA dapat dipersiapkan dari MISELIUM MURNI antar PDA itu sendiri.

Langkahnya adalah sebagai berikut :
Langkah 1 - 8 menggunakan langkah yang sama persis dengan langkah kultur jaringan seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Langkah selanjutnya adalah :
  • Dengan menggunakan jarum, potonglah bagian kecil (kira-kira 5mm x 5mm) dari miselium pada PDA, pastikan pula PDA tersebut tidak terkontaminasi. Nyalakan api di sekitar mulut dari botol PDA. Gunakan jari-jari tangan yang lain untuk melepas kapas penutup pada botol PDA di depan api untuk menjamin tidak terjadinya kontaminasi
  • Masukkan jarum ke dalam botol PDA dan suntikkan (inokulasikan) dengan meletakkan bagian kecil dari miselium PDA tadi pada tengah-tengah permukaan PDA. Pastikan miselium dari PDA tersebut tidak menyentuh apapun sebelum dimasukkan ke dlm botolPDA.
  • Tutup botol PDA dengan segera didekat nyala api dengan menggunakan tutup kapas tadi. Catatan : Bagian bawah dari botol harus selalu terletak di lebih bawah dari pada mulut botol dan mulut botol harus selalu berada di dekat nyala api.. ok. SELALU.
  • Berikan label pada botol PDA untuk menunjukkan Tanggal, tipe jamur, dan biakan indukan jamur. Sekali lagi, label pada botol ini SANGAT PENTING. Hal ini untuk mengamati semua perkembangan pada biakan kultur. Selain itu agar bibit indukan dari jenis jamur yang akan dibudidayakan tidak tertukar.
  • Pada kultur jaringan yang dibiakkan antar PDA (dari PDA ke PDA), waktu inkubasi yg dibutuhkan untuk menumbuhkan miselium hingga penuh antara10sampai15 hari. Waktu penumbuhan miselium ini tergantung dari jenis spesies jamur yang dibiakkan.
  • Kondisikan botol-botol PDA yang telah ditumbuhi miselium tersebut pada rak-rak yang bersih. Ini sangat penting mengingat PDA sangat sensitif terhadap kontaminasi.
  • Setelah miselum memenuhi seluruh permukaan media dari PDA tersebut, simpanlah miselium yang telah matang ini pada tempat yang dingin atau pada lemari pendingin (kulkas) pada bagian tempat biasanya menaruh sayuran.
Catatan
  • Periksa dengan teliti dan periksa lagi terhadap kontaminasi. Pisahkan botol-botol PDA yang terkontaminasi lalu pindahkan untuk kemudian dibersihkan
  • Catatlah selalu dengan detail dan amati semuanya. Ini sangatlah penting, karena semua biakan akan sukses dengan pengamatan dan penelitian yang detail.
  • Yang paling utamadalam pembiakan ini adalah sterilisasi dan kebersihan, karena sensitivitas kultur jaringan sangatlah tinggi terhadap kontaminasi

5 komentar:

  1. Salam kenal dari Batang-Jateng.........

    http://oemahjamur.blogspot.com/

    BalasHapus
    Balasan
    1. matursuwun, moga alloh swt selalu memberikan kelancaran dan kemudahan usaha kita

      Hapus
    2. amin, semoga usaha kita lancar dan barokah....... salam.

      Hapus
  2. Boleh belajar di bididaya bapak

    BalasHapus